Whatsup guyz?
Kali ini, kami akan mengepos sebuah kisah yang eksotis dan menawan, yang suatu hari (Kalo jadi xD) akan diangkat di perfilman Indonesia B-) Amin!
Walau saya (Faris) tidak hadir pada saat peristiwa itu terjadi, salah satu saksi mata dan narasumber kita (Bisa dibilang sih mirip kayak A*dit cuma beda tipis 11 12) akan menceritakan kisah yang menggemparkan ini :D Mau tau gimana ceritanya? Bacalah dewek :p
*WARNING* Kisah ini semata hanya untuk hiburan dan kenangan terhadap Pak Sayid bahwa Pak Sayid telah berjasa memberikan ilmu pada kami, baik itu berupa materi maupun moral... Ingat! Semua guru itu baik, tapi tidak semua guru itu baik. Guru terbaik adalah Pengalaman.
Once upon a time, ketika Faypone masih berdiri tegak, hiduplah narasumber kita (sebut aja si Dodol) sedang mengikuti pelajaran salah satu guru kami, sebut saja Pak Sayid (yang diberi kata *sensor*). 4 teman kami (termasuk saya Fa*ris, sebut aja di Ndut), yang bernama si Ndut, si Mahe, si Acik, dan si Tukang Pemalak tidak ada dikelas karena sedang mengikuti Penyulundupan Narkoba... Eh! Salah ketik dikit xD maksudnya Penyuluhan Narkoba :D.
Dari sinilah dimulai kisah GARA-GARA KURSI (lha, yang tadi tu apa?). Kisah ini dimulai ketika *sensor* memasuki kelas kami yang sedang ceria untuk mengambil nilai pelajaran *sensor* (kurang banyak ya sensornya xD). Lalu, *sensor* melihat kursinya yang telah bergeser hanya 5 cm dari keadaan semulanya (Untungnya, si Dodol sempet ngukur berapa cm pindahnya). Lalu berkatala *sensor*, "Siapa yang menggeser kursi ini?! Ayo MENGAKU! Kalau tidak, dapat kalian nanti". Tidak ada yang mengaku, walaupun kemungkinan nanti dapet donat atau kemplang becabe 5. Akhirnya, *sensor* menyuruh maju kedepan murid yang berdiri di depan kelas saat istirahat. Walaupun murid yang maju kedepan kelas telah dipanggil, *sensor* menanyai satu per satu murid yang ada dibangku... Menurut si Dodol, yang paling detil menjelaskan untuk pengakuan itu adalah Ti*ar. Saat ditanyai, Ti*ar menjawab seperti ini, "Waktu istirahat, kan keluar, beli jajan, trus masuk ke kelas duduk dibangku. Trus tu keluar lagi ke WC, trus masuk lagi... Dan duduk bangku lagi." Betapa detilnya penjelasan Ti*ar, bahkan si Dodol pun tak dapat memberikan penjelasan yang lebih baik lagi. Oh ya, mau tahu gak penjelasan si Dodol kayak gimana? Ini katanya, "Saya tegak disini pak!" Trus dia ditanya lagi, berapa nilainya? Dia menjawab, "Dak tau pak!" dan masih banyak lagi siswa yang ditanyai... Tidak bisa dijelaskan satu per satu. Intinya yang ditanyai itu pertama si Dodol, kedua si Takir, ketiga si R*udi, keempat si A*jeng, kelima D*e*o, keenam E*chi dan masih banyak lagi lah! Basing kamu nak berapo wong. Intinya Arun melok ditanyo. Itu saja yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Apabila ada yang tersinggung, kami mohon maaf. Kepada Allah kami mohon ampun. Wabilahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullah hiwabarakatuh.
Kepada Pak Sayid kami mohon maaf. Kami hanya ingin mengabadikan kisah ini dengan tulisan untuk dijadikan pengalaman hidup kami yang Insya Allah tak terlupakan agar kami selalu teringat kepada Pak Sayid yang telah berjasa mengajari kami mengaji dari nol sampai saat ini... Dan ilmu yang telah diberikan kepada kami Insya Allah tidak akan terlupakan sampai akhir hayat kami...
2 komentar:
ahahahahahhah... ngakak aku bacanya :D
Pas dipanggil maju ke depan untuk menjelaskn kejadianny semua murid jadi deg2an......
Posting Komentar